My Fav Song

Sabtu, 14 Januari 2012

Hasil Budaya Manusia Dan Tanggung jawab


Inilah Tanggung Jawab Penjaga Pintu Air Manggarai

Setelah lulus dari SMK Wiworotomo Purwokerto, Jawa Tengah tahun 2002, pria berperawakan sederhana tersebut menjadi teknisi air conditioner (AC) di wilayah Jakarta Utara.

"Terus saya ditawarin sama konsumen buat jadi tenaga ahli listrik di Pompa Air Setia Budi," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di Pos Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2012).
Dua tahun Dian bertugas di Waduk Setia Budi, tahun 2007 pun dia dipindahtugaskan sebagai salah satu penjaga Pintu Air Manggarai. Sejak saat itulah dia merasa pengalamannya dan pengetahuannya tentang aliran sungai di Jakarta bertambah. Menjadi penjaga Pintu Air Manggarai ternyata bukan pekerjaan mudah. Tiap jam dia bergantian dengan enam orang kawannya harus memantau ketinggian air kemudian dilaporkan ke posko banjir Dinas PU DKI.

"Kadang kalau ketinggian airnya siaga satu, kami bisa nginap di sini," ujarnya.
Sejak memasuki musim penghujan, dirinya kerap dilanda kekhawatiran terhadap imbas ketinggian air di kali Ciliwung yang menyebabkan beberapa daerah di Jakarta mengalami banjir.
"Kerjaan kami akan lebih sibuk, belum lagi korban banjirnya. Walaupun kami tak mengharapkan, tapi siklus lima tahunan itu kan bikin warga takut," ujar Dian sambil sesekali tangannya memantau radio di meja kerjanya.

Status ketinggian air di Kali Ciliwung memiliki tingkatan tanggung jawab yang diemban. Siaga 4 dengan ketinggian kurang dari 750 cm dengan wewenang dari operator, siaga 3 dengan ketinggian 750 hingga 850 cm dengan wewenang kepala seksi, siaga 2 dengan ketinggian 850 hingga 950 cm dengan wewenang Kepala Dinas PU dan siaga 1 dengan ketinggian diatas 950 cm dengan wewenang Gubernur DKI.
Meski memiliki wewenang tingkat terendah, Dian, sapaan akrabnya, mengaku tetap profesional dalam menjalankannya. "Ya kami tetep harus menjalankan lah, profesional," kata ayah dua anak tersebut.
Pekerjaan dengan tanggung jawab yang besar tersebut kerap dikeluhkan oleh anak dan istrinya di rumah. "Memang kami kerja seperti ini ya mau nggak mau harus ngerti, yang penting bisa bagi waktu. Waktunya pulang kami pulang, ketika tugas kami tugas," ujarnya.

Oleh sebab itu Dian sangat menikmati suasana hangat dengan keluarga ketika cuaca kemarau. Kekurangan Fasilitas Pintu Air Manggarai merupakan pengatur aliran Sungai Ciliwung yang berasal dari Bogor. Ada tiga aliran air yang diatur, yaitu Kanal Barat, Ciliwung dan Kali Surabaya.
Ketinggian air Ciliwung pun tidak bisa diprediksi karena tergantung curah hujan serta kondisi kali sendiri yang penuh sampah. Karena sifatnya yang vital dalam memantau potensi banjir di Ibu Kota, Dian beserta kawan-kawannya mengaku kerap kesulitan saat berkoordinasi dengan penjaga pintu air di wilayah lain. Oleh sebab itu dia berharap pemerintah DKI mampu menambah fasilitas komunikasi yang selama ini hanya mengandalkan radio dan telepon seluler.

"Selama ini komunikasi kami dua, radio dan telepon. Kalau radio frekuensi kami banyak yang bocor. Kalau ada komputer kan di radionya terhambat kami bisa online, jadi cepat," ujarnya.
Dian yang sejak muda bercita-cita jadi pengusaha tersebut mengaku menjalani saja hidupnya selama ini. Dia tak menyangka kini di pundaknya menanggung nasib warga Jakarta yang sewaktu-waktu bisa dilanda banjir. Untuk itu, Dian berpesan kepada kaum muda untuk memanfaatkan masa mudanya bagi masyarakat.
"Jadikan hidup kita berguna bagi bangsa negara, mumpung kita masih aktif. Kaya saya lah, sambil mencari nafkah kan bisa bantu orang," ujarnya santai.

Pantauan terakhir yang diterima Dian sekitar pukul 14.00 WIB, ketinggian air di Pintu Air Katulampa setinggi 20 cm, di Pintu Air Depok 100 cm dengan cuaca mendung disertai gerimis, sementara di Pintu Air Manggarai sendiri mencapai 690 cm. "Semuanya normal," kata Dian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar